hanya Tuhan yang tahu
aku pernah menyayangi dalam batas kata
ku utarakan dari mulut terentang kalimat yang ada dikepala
nyatanya itu yang kubisa
aku pernah menyayangi dalam batas gerak
dilenggangkan badan ketika kakiku tak mampu
mengejar bayang dalam kegelapan
hanya tanganku berupaya meraih kelam
tapi kau terus berjalan
aku pernah menyayangi dalam tatap mata tak berkedip
sesaat kudapat genangan telaga itu
begitu jernih mengalir tak berkesudahan
aku pasang kusam bola mata
meski aku pernah menyayangi
dengan segala yang kupunya
nyatanya aku tak bisa mudah melupakan begitu saja
bahkan sesaat angin ribut merebut hatiku yang kusut
aku tak pernah tahu dan tak akan pernah tahu itu
karena semua rahasia Illahi
setiap orang memiliki pengalaman pahit dan manis tersendiri
ku utarakan dari mulut terentang kalimat yang ada dikepala
nyatanya itu yang kubisa
aku pernah menyayangi dalam batas gerak
dilenggangkan badan ketika kakiku tak mampu
mengejar bayang dalam kegelapan
hanya tanganku berupaya meraih kelam
tapi kau terus berjalan
aku pernah menyayangi dalam tatap mata tak berkedip
sesaat kudapat genangan telaga itu
begitu jernih mengalir tak berkesudahan
aku pasang kusam bola mata
meski aku pernah menyayangi
dengan segala yang kupunya
nyatanya aku tak bisa mudah melupakan begitu saja
bahkan sesaat angin ribut merebut hatiku yang kusut
aku tak pernah tahu dan tak akan pernah tahu itu
karena semua rahasia Illahi
setiap orang memiliki pengalaman pahit dan manis tersendiri
0 Comments:
Post a Comment
<< Home